Wisata Pantai Balekambang Malang
Nama Taman Safari Indonesia (TSI) di Cisarua Bogor mungkin sudah
tidak asing lagi di telinga Anda. TSI berlokasi di kawasan perbukitan
yang sejuk. Apabila Anda berangkat dari arah Jakarta, setelah keluar
dari tol Jagorawi, Anda tinggal mengarahkan kendaraan Anda menuju
puncak. Pada hari libur, kemacetan sudah menyambut Anda sejak di
Jagorawi. Bahkan di hari biasa, Anda akan membutuhkan waktu kurang lebih
satu jam hingga mencapai Cisarua. Hal ini diakibatkan karena ada
beberapa titik keramaian yang harus Anda lalui.
Belokan
menuju TSI akan dengan jelas terlihat di kanan jalan. Sebuah plang
reklame besar memastikan Anda untuk tidak melewati jalan menuju ke TSI.
Setelah berbelok ke kanan, Anda akan memasuki jalanan yang dipenuhi
penjaja wortel di sebelah kiri jalan. Belilah beberapa ikat wortel di
sini untuk memberi makan hewan-hewan di TSI. Apabila Anda tidak sempat
membelinya di sini, jangan khawatir, masih ada satu tempat lagi yang
menjajakan wortel di dekat pintu masuk TSI.
Kira-kira
setengah jam berkendara, Anda akan disambut gapura yang berbentuk dua
gading gajah. Bagi Anda yang belum sempat membeli wortel, beberapa meter
sesudah gapura adalah tempat terakhir untuk membelinya. Selain wortel,
Anda juga dapat membeli beberapa souvenir.
Lepas tengah hari, kami tiba di Pantai Balekambang. Sebelum masuk, ke dalam area pantai, kami harus membayar tiket masuk yang tidak terlalu mahal.
Memasuki area pantai, kami disuguhi pemandangan pantai dengan deburan ombak khas laut Selatan yang cukup besar. "Di area ini, arusnya besar Pak, terlalu berbahaya untuk anak-anak", ujar Pak Sopir. Pengelola objek wisata memberi rambu-rambu khusus untuk area dengan potensi arus yang dapat menarik perenang hingga ke tengah laut. Saya bergidik, jangankan anak-anak, sayapun takut dengan resiko itu.
Pak Sopir mengarahkan mobilnya ke area yang lebih aman. Di pinggir pantai, terdapat pohon-pohonan yang cukup rimbun. Pak Sopir memarkirkan mobil di bawah pepohonan itu.
Pantai Balekambang merupakan pantai berpasir putih yang cukup indah. Pantai ini tampaknya tidak seramai Pantai Parangtritis, Pangandaran, maupun Pelabuhan Ratu. Tidak ada larangan untuk menggunakan pakaian hijau, karena pantai ini bukan tergolong pantai "utama", seperti dijelaskan Pak Sopir yang merangkap sebagai pemandu wisata kami.
Pantai ini memiliki satu pulau karang kecil yang terpisah dari pantai. Di atas pulau tersebut dibangun Pura. Pura itu bernama Pura Ismoyo. Sekilas, pemandangan yang disuguhkan mengingatkan saya pada Tanah Lot di Bali. Sebuah jembatan dibangun untuk menghubungkan pantai dengan pulau tersebut. Di ujung jembatan di sisi pantai, terdapat rumah Pemangku Pura.
Secara keseluruhan, pulau ini cukup bersih, walaupun saya melihat pecahan botol di beberapa lokasi.
Di pinggir pantai, terdapat pemandian untuk wisatawan yang sudah puas bermain di pantai. Selain itu, terdapat deretan warung yang menjual makanan ringan, mie instan, minuman, dan kelapa. Deretan penginapan sederhana turut menghiasi bibir pantai.
Komentar
Posting Komentar